Punyarakyat.com | Surabaya – Buntut peristiwa meninggalnya pasien dari warga Kenjeran, Asiasi (52) saat mengantre di ruang ICU, Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti melakukan sidak ke di RSUD dr Soewandhie, Jumat (2/6/2023).
Reni mengatakan bahwa dirinya beberapa kali datang ke RSUD dr Soewandhie dan dari sana ia menilai, ada dua hal yang menjadi evaluasi yakni sistem antre ICU dan ambulan yang tak memadai.
“Informasi keluarga yang mengatakan bahwa keluarga menolak merujuk pasien meski tahu ICU penuh, ternyata karena keluarga mendapat info yang membuat khawatir, yakni ambulan yang tak memadai. Atas itu juga dikatakan bahwa pihak RS tidak turut bertanggung jawab, itu membuat kekuarga takut,” ungkapnya, saat sidak.
Sebab itu, Reni melakukan sidak dengan melakukan mengecekan ruang ICU dan fasilitas mobil ambulance yang ada di RSUD dr Soewandhie.
“Pertama saya cek ambulance tadi. Sebenarnya mobilnya banyak tapi yang memikili kelengkapan alat monitor jantung, oksigen dan lainnya hanya satu,” ujar politisi dari Partai Keadalian Sejahtera (PKS) itu.
Kemudian, menurutnya yang harus di evaluasi juga yakni penambahan ruang ICU dan digitalisasi sistem antrean ruangan. Ia menilai pengecekan pada trafic ruangan ICU terkait sistem pecatatan pasien antre masih dilakukan manual, sehingga perlu beberapa kroscek oleh para petugas.
Bahkan, Reni juga menemukan bahwa nama Asiasi, warga Tanah Merah yang meninggal saat menunggu ICU tidak tercacat dihari dokter menyatakan dia harus masuk ICU.