” Memang saya sering ngomong, jika masih suka menyalahgunakan arti 86_an, memback up kesalahan, membackingi kejahatan dan juga menutupi kebusukan oknum hanya demi uang, mending ngemis di lampu merah pakek kostum badut, atau keliling kampung bawa topeng monyet, dor to dor ngemis berjamaah”, jelasnya meski kadang dinilai setres, gila, dan arogan kata-kata tersebut
Ketika seragam,kta,sk,juga kelengkapan digunakan untuk memperkaya diri, demi kepentingan pribadi, belom lagi menjadikan martabat, derajat, baik kapasitas oknum dengan legalitas nya, lantas di cap sebagai oknum pengkhianat, oknum pengecut, oknum pecundang, oknum penjilat, oknum pelacur negara, oknum pengadu domba, oknum pencari muka, oknum Penista agama dan oknum munafik, dll,, apakah rakyat yang tidak tau apa-apa akan menjadi tumbal dari kebiadaban para oknum di pemerintahan, yang mana tupoksinya sendiri berangkat dari rakyat, setidaknya haruslah melayani rakyat, mengabdikan diri kepada masyarakat, bukan membebani rakyat, sampai meningkatnya angka kriminal, perceraian, bahkan kesenjangan sosial yang mana janji memakmurkan dan menyejahterakan rakyat, sampai pencitraan yang tak bermutu pun, timbul ketika menjelang pemilu dll
” Seharusnya kami ini di didik, kenapa diadakan webinar, dengan nominal murah, biar terjangkau masyarakat, sehingga masyarakat tau, mengerti dan faham tentang hukum, budaya, dan tidak gaptek apalagi ketinggalan zaman “, ungkap Bang Dhony Irawan H.W